Mewujudkan Peribadatan Kepada Allah
Khutbah Pertama:
إن الحمد لله ؛ نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ، ومن يضلل فلا هادي له , وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله بلّغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح الأمة ؛ فصلوات الله وسلامه عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.
أما بعد معاشر المؤمنين : اتقوا الله تعالى ؛ فإن من اتقى الله وقاه وأرشده إلى خير أمور دينه ودنياه .
Ibadallah,
Tujuan dari keberadaan makhluk jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Penciptanya. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” [Quran Ath-Thalaq: 12]
Dan dalil perintah ibadah adalah firman Allah Ta’ala,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” [Quran Adz-Dzariyat: 56]
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi demikian juga manusia dan jin. Tujuannya adalah agar manusia mengetahui tanda-tanda kebesaran-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta keagungan dan kesempurnaan-Nya. Dialah Allah yang menciptak dan yang mengatur alam semesta. Dialah yang mengurisi semua makhluk-makhluk-Nya. Beriman dengan ini semua dengan keimanan yang kokoh adalah sebuah kewajiban. Dan keimanan ini juga akan mendorong kita menauhidkan Allah dalam beribadah kepada-Nya. Tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Ibadallah,
Lalu apa maksud ibadah itu sendiri? Ibadah adalah suatu istilah untuk menyebut segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhai. Baik berupa ucapan maupun perbuatan. Baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Karena itu, ibadah itu ada yang letaknya di hati. Seperti: rasa harap, takut, tawakkal, dll. Ada pula yang di lisan. Seperti: berdzikir, membaca Alquran, amar makruf nahi mungkar, dan semua ucapan yang baik. Ad pula ibadah anggota badan. Seperti: melakukan perbuatan taat, mengerjakan shalat, menyembelih hewan kurban, dll.
Ibadah itu mencakup seseorang mengerjakan apa yang diperintah dan juga meninggalkan yang dilarang. Meninggalkan yang diharamkan dan menjauhinya adalah bentuk ibadah. Meskipun bentuknya bisa berupa seseorang tidak melakukan apapun. Seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
“Di antara tada baiknya Islam seseorang adalah dia meninggalkan sesatu yang tidak bermanfaat untuknya.”
Dalam hadits yang lain dijelaskan,
لاَ يَزْنِى الزَّانِى حِينَ يَزْنِى وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ،
“Tidaklah berzina seorang pezina ketika dia melakukan zina sedangkan dia dalam keadaan beriman (iman yang sempurna), tidaklah mencuri ketika mencuri sedangkan dia dalam keadaan beriman, dan tidaklah meminum khomr (minuman keras) sedangkan dia dalam keadaan beriman.” [HR. Muttafaq ‘alaih].
Ibadallah,
Ibadah ini memiliki syarat agar diterima Allah. Syaratnya ada dua. Pertama ikhlas kepada Allah. Dan kedua mengikuti tuntunan Rasulullah. Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” [Quran Al-Kahfi: 110]
Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang dilakukan dengan ikhlas. Ketika ada harapan pada orang lain. Atau diperuntukkan kepada selain Allah, tidak akan Allah terima. Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (artinya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya.” [HR. Muslim].
Dan Allah Jalla wa ‘Ala juga tidak menerima amalan yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itu, ibadah yang tidak sesuai dengan tuntunan Nabi tidak Allah terima. Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim]
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُۥ عَلَى ٱلْمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” [Quran Hud: 7]
Dalam ayat ini Allah menyebutkan lebih baik bukan lebih banyak. Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata menafsirkan ayat ini,
أخلصه وأصوبه
“(Maksud ayat ini adalah) yang paling ikhlas dan paling benar.”
Lalu ada yang bertanya, “Abu Ali, apa yang dimaksud dengan paling ikhlas dan paling benar”? Ia menjawab, “Sesungguhnya amal itu, kalau dia ikhlas tapi tidak benar, maka tidak diterima. Dan kalau benar tapi juga tidak ikhlas, juga tidak diterima. Ikhlas adalah karena Allah. Dan benar adalah yang sesuai tuntunan sunnah Rasulullah.
Ibadallah,
Ibadah itu memiliki banyak ragam. Hal ini telah dijelaskan dalam Alquran dan hadits. Ibadah yang paling agung kedudukannya dalam Islam adalah ibadah yang menjadi pokok bangunan Islam. yaitu rukun Islam yang lima. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji ke Baitullah; dan berpuasa Ramadhan.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Ibadallah,
Semua ibadah yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah, baik itu shalat, puasa, zakat, haji, dll. semua itu memiliki tiga rukun hati. Yaitu saat melakukannya harus ada rasa cinta kepada Allah, berharap pahala-Nya, dan takut akan hukuman-Nya. Semua ibadah yang kita lakukan harus disertai ketiga hal ini. Sehingga kita beribadah kepada Allah itu dalam kondisi cinta kepada Allah, berharap pahala dari-Nya, dan takut akan siksa-Nya. Inilah yang Allah sebutkan dalam firman-Nya,
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” [Quran Al-Isra: 57]
Ibadallah,
Seseorang yang sedang beribadah kepada Allah, seseorang yang beramal untuk akhirat, hakikatnya mereka itu sedang berada di lapangan perlombaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ ، قَالُوا وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ
“al-Mufarridun telah mendahului.” Para Shahabat berkata, “Siapa al-Mufarridun wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kaum laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah.” [HR. Muslim]
Inilah hakikat yang sedang dialami oleh mereka yang melakukan amal shaleh dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” [Quran Al-Anbiya: 90]
Ibadallah,
Siapa yang beramal untuk akhirat dengan sungguh-sungguh. Melakukan apa yang Allah cintai dan ridhai. Berucap dengan ucapan yang baik dan benar. Orang-orang seperti ini akan berhasil dan mendapatkan keuntungan yang besar di dunia dan akhirat. Ini adalah karunia Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya dan buah dari ketaatan mereka kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [Quran An-Nahl: 97]
اللهم وفقنا لعبادتك ، وأعنا على طاعتك ، واهدنا يا ربنا إلى سواء السبيل , اللهم وبصِّرنا بديننا ، وأعنا على طاعتك يا ذا الجلال والإكرام , وأصلح لنا إلهنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا ، وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا ، وأصلح لنا آخرتنا التي فيها معادنا ، واجعل الحياة زيادة لنا في كل والموت راحة لنا من كل شر .
أقول هذا القول وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المؤمنين من كل ذنب فاستغفروه يغفر لكم إنه هو الغفور الرحيم .
Khutbah Kedua:
الحمد لله عظيم الإحسان واسع الفضل والجود والامتنان ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ؛ صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين .
Ibadallah,
Di antara hal yang membantu seseorang untuk menaati Allah dan istiqomah di atasnya, seseorang perlu mengetahui jenis tiga kesabaran: (1) sabar dalam ketaatan kepada Allah, (2) sabar dari kemaksiatan, dan (3) sabar dalam menghadapi takdir.
Kemudian seseorang juga sangat membutuhkan tawakal kepada Allah. Memohon pertolongan-Nya. Dan bersandar kepada-Nya dalam mencari kebaikan agama dan dunia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Muadz bin Jabal radhiallahu ‘anhu,
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Dari Muadz bin Jabal bahwa Rasulullah shallAllahu waalaihi wa sallam menggandeng tangannya dan berkata: “Wahai Muadz, demi Allah, aku mencintaimu.” Kemudian beliau berkata: “Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan, (Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik.) [HR. Abu Daud].
اللهم أوزعنا شكر نعمك اللهم أوزعنا شكر نعمك , ووفقنا لاستعمال نعمك في طاعتك وما يقرب إليك , وجنِّبنا إلهنا منكرات الأخلاق والأهواء والأدواء إنك سميع الدعاء وأنت أهل الرجاء وأنت وليُّنا ونعم الوكيل.
هذا وصلوا وسلموا رعاكم الله على محمد بن عبد الله كما أمركم الله بذلك في كتابه فقال: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وقال صلى الله عليه وسلم : (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)) .
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد ، وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد , وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين الأئمة المهديين ؛ أبي بكر الصديق ، وعمر الفاروق ، وعثمان ذي النورين ، وأبي الحسنين علي , وارض اللهم عن الصحابة أجمعين وعن التابعين ومن اتبعهم بإحسان إلى يوم الدين ، وعنا معهم بمنك وكرمك وإحسانك يا أكرم الأكرمين .
اللهم أعز الإسلام والمسلمين وأذل الشرك والمشركين ودمر أعداء الدين واحم حوزة الدين يا رب العالمين , اللهم آمنا في أوطاننا وأصلح أئمتنا وولاة أمورنا واجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك يا رب العالمين , اللهم وفق ولي أمرنا لما تحب وترضى ، وأعنه اللهم على البر والتقوى ، وسدّده في أقواله وأعماله وارزقه البطانة الصالحة الناصحة يا رب العالمين , اللهم وفق جميع ولاة أمر المسلمين للعمل بكتابك واتباع سنة نبيك محمد صلى الله عليه وسلم واجعلهم رحمة ورأفة على عبادك المؤمنين.
اللهم آت نفوسنا تقواها ، زكها أنت خير من زكاها ، أنت وليها ومولاها , اللهم إنا نسألك الهدى والتقوى والعفة والغنى , اللهم لك أسلمنا وبك آمنا وعليك توكلنا وإليك أنبنا وبك خاصمنا نعوذ بعزتك لا إله إلا أنت أن تضلنا فأنت الحي الذي لا يموت والجن والإنس يموتون.
اللهم إنا نسألك من كل خير خزائنه بيدك ، ونعوذ بك اللهم من كل شر خزائنه بيدك , ونسألك اللهم الجنة وما قرب إليها من قول أو عمل ، ونعوذ بك من النار وما قرب إليها من قول أو عمل , اللهم اغفر لنا ولوالدينا وللمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات ، اللهم اغفر ذنوب المذنبين من المسلمين وتبْ على التائبين ، اللهم ارحم موتانا وموتى المسلمين ، واشف مرضانا ومرضى المسلمين , اللهم وفرج همّ المهمومين من المسلمين ، ونفّس كرب المكروبين ، واقض الدين عن المدنين ، اللهم وارفع عنا الغلاء والوباء والزلازل والفتن والمحن والفتن كلها ما ظهر منها وما بطن ؛ عن بلدنا هذا خاصة وعن سائر بلاد المسلمين عامة يا أرحم الراحمين, ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار , ربنا إنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين .
عباد الله : اذكروا الله يذكركم ، واشكروه على نعمه يزدكم ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ .
Diterjemahkan dari khotbah Jumats Syaikh Abdurrazzaq yang berjudul Ibadatullah wal Umur allati Tu’inu ‘ala Tahqiqiha
Oleh Tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com
Artikel asli: https://khotbahjumat.com/5869-mewujudkan-peribadatan-kepada-allah.html